10 Tips Sederhana Untuk Menghafal Al Quran

 Tips Sederhana Untuk Menghafal Al Alquran 10 Tips Sederhana Untuk Menghafal Al Quran

10 Tips Sederhana Untuk Menghafal Al Quran - Ada sebuah buku (minibook) menarik yang dikarang oleh salah satu penulis produktif di Mesir, DR Rajib Sirjani. Dalam bukunya Kaifa Tahfadzul Qur’an ia membahas hal-hal yang harus diperhatikan oleh para penghafal Al-Qur’an. Secara garis besar ia menciptakan dua pembahasan. Pembahasan pertama perihal tips-tips yang bersifat primer (asasiyah) dan tips kedua bersifat sekunder (musa’idah). Dan dalam setiap pembahasan tips ada sepuluh poin yang harus diperhatikan.

TIPS-TIPS PRIMER (ASASIYAH).

Tips ini harus dimiliki oleh para penghafal Al-Qur’an lantaran menjadi hal yang sangat fundamental selama menghafal. Ada sepuluh poin yang harus dimiliki oleh para penghafal Al-Qur’an baik sebelum, setelah atau selama ia menjalani proses menghafal Al-Qur’an.

1. Ikhlas
Ikhlas merupakan fondasi terpenting dalam setiap pekerjaan. Hal ini disebabkan lantaran siapa saja yang melaksanakan sebuah pekerjaan bukan lantaran mengharap ridha Allah maka pekerjaannya akan sia-sia saja. Ia juga akan menjadi orang yang pertama kali disidang pada hari kiamat.

Sebuah hadits dari Imam Hakim membuktikan bahwa orang yang menghafal Al-Qur’an terbagi menjadi tiga golongan; golongan yang ingin pamer, golongan yang ingin mencari makan dari hafalannya dan golongan yang memang murni lantaran Allah.

Ketika kita tidak bisa tulus secara utuh maka kita bisa memakai alternatif pembantu yaitu dengan memperbanyak niat yang baik mirip niat sanggup memperbanyak baca Al-Qur’an, bisa bertahajjud sambil mengulang hafalan, berharap bisa meraih kemuliaan orang yang menghafal Al-Qur’an, berharap biar orang bau tanah kita sanggup diberikan mahkota pada hari kiamat, biar terjauh dari azab akhirat, biar sanggup mengajarkannya kembali pada orang lain, biar sanggup menjadi suri tauladan baik bagi orang Muslim atau yang non-Muslim atau niat-niat baik yang lainnya. Yang penting kita berniat lantaran Allah dan bukan lantaran dunia.

2. Keinginan yang kuat
Menghafal Al-Qur’an yaitu sebuah pekerjaan yang amat mulia maka hanya orang yang benar-benar mempunyai niat yang kuatlah yang sanggup mencapainya. Pekerjaan yang andal hanya dimiliki oleh orang-orang yang andal pula. Sama halnya ketika seluruh orang ingin masuk surga, apakah seluruh orang itu benar-benar mempunyai tekad yang berpengaruh untuk mencapainya, ternyata tidak, hanya segelintir orang bukan!

Keinginan yang berpengaruh ini terpancar dari perjuangan yang ia lakukan untuk mencapainya. Dari perjuangan yang terus menerus inilah yang akan membuatnya menjadi sebuah kebiasaan. Dan dari kebiasaan inilah yang membuatnya terus menerus menghafal, mengulang dan mematangkan hafalannya.

3. Mengetahui nilai menghafal Al-Qur’an
Orang yang mengetahui nilai sesuatu niscaya akan berkorban apapun untuk meraihnya. Kalau insan biasanya selalu mencurahkan seluruh perjuangan untuk mendapat hal-hal yang bersifat duniawi kemudian kenapa ia tidak melaksanakan hal yang sama untuk mencapai tujuan akhiratnya yang kekal.

Ketika kita mengetahui nilai pekerjaan yang kita lakukan maka kita akan semakin rindu untuk melakukannya. Ditambah lagi, orang yang mengetahui nilai suatu pekerjaan tidak sama dengan yang tidak mengetahuinya. Dan orang yang mengetahuinya secara global tentu tidak sama dengan yang mengetahuinya secara terperinci. Maka semakin kita mengetahui nilai pekerjaan itu lebih terang tentu akan menciptakan kita semakin berpacu untuk menggapainya.

Ada banyak kelebihan dan keutamaan bagi orang yang menghafal Al-Qur’an baik dalam Al-Qur’an itu sendiri atau hadits Nabi. Kita juga bisa menemukannya dalam beberapa literatur baik yang berbahasa Arab mirip At-tibyan fi adabi hamalatil Qur’an karya Imam Nawawi atau yang berbahasa Indonesia.

4. Mengamalkan apa yang ia hafal
Poin ini menjadi poin terpenting dari tujuan menghafal Al-Qur’an. Karena hafal semata tidak akan menghasilkan nilai yang berarti tanpa dibarengi dengan praktik realita. Hal inipun sudah disinggung oleh Anas bin Malik; berapa banyak orang yang membaca Al-Qur’an namun Al-Qur’an malah melaknatnya.

Metode inilah yang dipakai oleh para generasi terbaik, generasi sahabat. Umar bin Khatthab telah mengajarkan kita metode yang tokcer dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an, ia tidak pernah menghafal sesuatu kecuali ia telah mengamalkannya dan ia akan pindah ke hafalan berikutnya setelah ia mengamalkannya dan begitu seterusnya.

Ali bin Abi Thalib juga pernah memprediksi bahwa nanti suatu ketika akan ada sebuah kaum yang ilmu mereka tidak lebih dari kerongkongan saja lantaran apa yang mereka lakukan berbeda dengan apa yang mereka ketahui. Bukankah orang yang mengamalkan apa yang ia tahu akan Allah berikan padanya hal-hal yang belum ia tahu.

5. Meninggalkan dosa dan maksiat
Hati yang sering berbuat maksiat tidak akan bisa menampung cahaya Al-Qur’an. Semakin ia bermaksiat maka akan menghipnotis hatinya. Ketika hatinya semakin keruh maka lemahlah kemampuannya dalam menghafal Al-Qur’an yang suci. Karena dosa menyerupai sebuah titik, semakin banyak ia bermaksiat dan berdosa maka akan semakin banyaklah titik hitam dalam hatinya, namun ia bisa dihapus dengan bertaubat dan memperbanyak istighfar.

Imam Syafi’i juga pernah mengalami hal ini kemudian bertanya kepada Imam Waqi’ yang alhasil ia menciptakan dua syair yang sangat terkenal, Syi’ir Syakautu ila Waqi’. Seorang Tabi’in (Dohhak bin Mazahim) pernah berkata tak ada seorang pun yang berguru Al-Qur’an kemudian ia lupa kecuali lantaran dosa yang ia perbuat. Dan melupakan Al-Qur’an termasuk petaka terbesar.

6. Berdoa
Berdoa merupakan senjata orang Islam. Karena ia yakin bahwa tidak ada yang sia-sia dari doanya, ia selalu yakin bahwa Allah selalu mengabulkan doa mereka baik secara langsung, ditunda waktunya atau diganti dengan yang lebih baik.

Ada beberapa waktu yang sempurna dalam berdoa mirip waktu sahur, usai shalat, sepuluh simpulan Ramadhan, apalagi ketika kita sendiri dalam keheningan malam, ketika hujan, dalam perjalanan dan lain-lain. Selain itu ada beberapa daerah yang sanggup mempercepat terkabulnya doa kita mirip di tanah haram (Mekkah dan Medinah), Hajar Aswad, Ka’bah, Raudhah dan lain-lain.

7. Pemahaman yang benar
Orang yang paham arti apa yang ia hafal akan lebih gampang menghafalnya dibanding mereka yang tidak paham. Dalam membantu pemahaman, kita bisa memakai beberapa alternatif mirip Al-Qur’an terjemah, tafsir yang simple atau yang lebih terang kajiannya.

8. Membaca dengan tajwid
Membaca Al-Qur’an dengan tajwid akan sangat membantu hafalan. Orang yang menghafal tanpa tajwid akan sangat sulit untuk dibenarkan ketika ia sudah selesai menghafal lantaran ia sudah terbiasa membaca dengan bacaannya yang salah. Apalagi orang yang membaca dengan tajwid ternyata mendapat pahala yang lebih besar.

Yang harus diperhatikan dalam berguru tajwid yaitu harus mengambil dari seorang guru yang sudah mantap hafalan dan bacaannya, dan tidak cukup berguru dari buku saja. Setelah berguru dari seorang guru yang andal mungkin dia bisa memakai sarana pembantu mirip mendengar dari kaset atau komputer dan lain-lain.

9. Terus membaca Al-Qur’an
Orang yang sering membaca Al-Qur’an akan lebih banyak mendapat pahala dan di sisi lain hal itu akan mempermudah dan memperkuat hafalannya. Karena terus menerus membaca Al-Quran akan memindahkan daya ingatannya dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Biasanya para sahabat menghatamkan Al-Qur’an dalam seminggu. Hanya sebagian yang kurang dari itu dan hanya sebagian kecil yang lebih dari itu.

10. Membaca dalam shalat
Bagi yang berkesempatan menjadi imam maka ia sanggup pribadi mengulang hafalannya. Namun bagi yang tidak menjadi imam ia sanggup melakukannya ketika shalat malam, usai shalat isya, shalat dhuha atau shalat sunnah lainnya.

10 Tips Sederhana Untuk Menghafal Al Quran
sumber
Tag : Tips
0 Komentar untuk "10 Tips Sederhana Untuk Menghafal Al Quran"

Back To Top