10 Kriteria Pemimpin Berdasarkan Pemikiran Islam

Berbagi 10 - Setiap insan yang terlahir dibumi dari yang pertama sampai yang terakhir yakni seorang pemimpin, setidaknya ia yakni seorang pemimpin bagi dirinya sendiri. Bagus tidaknya seorang pemimpin niscaya berimbas kepada apa yang dipimpin olehnya. Karena itu menjadi pemimpin yakni amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut,karena kelak Allah akan meminta pertanggung balasan atas kepemimpinannya itu. Dalam Islam sudah ada aturan-aturan yang berkaitan wacana pemimpin yang baik diantaranya :

 Setiap insan yang terlahir dibumi dari yang pertama sampai yang terakhir yakni seorang 10 Kriteria Pemimpin Menurut Ajaran Islam

10 Kriteria Pemimpin Menurut Ajaran Islam

1. Beriman dan Beramal Shaleh

Ini sudah niscaya tentunya. Kita harus menentukan pemimpin orang yang beriman, bertaqwa, selalu menjalankan perintah Allah dan rasulnya. Karena ini merupakan jalan kebenaran yang membawa kepada kehidupan yang damai, tentram, dan senang dunia maupun akherat. Disamping itu juga harus yang mengamalkan keimanannya itu yaitu dalam bentuk amal soleh.

2. Niat yang Lurus

Hendaklah ketika mendapatkan suatu tanggung jawab, dilandasi dengan niat sesuai dengan apa yang telah Allah perintahkan. Karena suatu amalan itu bergantung pada niatnya, itu semua telah ditulis dalam H.R bukhari-muslim Dari Amīr al-Mu’minīn, Abū Hafsh ‘Umar bin al-Khaththāb r.a, beliau menjelaskan bahwa beliau mendengar Rasulullah s.a.w bersabda:
“Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan sebenarnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya alasannya Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya alasannya urusan dunia yang ingin digapainya atau alasannya seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya tersebut” 
Karena itu hendaklah menjadi seorang pemimpin hanya alasannya mencari keridhoan ALLAH saja dan sebenarnya kepemimpinan atau jabatan yakni tanggung jawab dan beban, bukan kesempatan dan kemuliaan.

3. Laki-Laki

Dalam Al-qur'an surat An nisaa' (4) :34 telah diterangkan bahwa laki laki yakni pemimpin dari kaum wanita.
“Kaum pria itu yakni pemimpin bagi kaum wanita, oleh alasannya Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan alasannya mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka perempuan yang saleh ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri (maksudnya tidak berlaku serong ataupun curang serta memelihara diam-diam dan harta suaminya) ketika suaminya tidak ada, oleh alasannya Allah telah memelihara “
(mereka; maksudnya, Allah telah mewajibkan kepada suami untuk mempergauli isterinya dengan baik).

Ayat ini menegaskan wacana kaum lelaki yakni pemimpin atas kaum wanita. Menurut Imam Ibnu Katsir, lelaki itu yakni pemimpin wanita, hakim atasnya, dan pendidiknya. Karena lelaki itu lebih utama dan lebih baik, sehingga kenabian dikhususkan pada kaum lelaki, dan demikian pula kepemimpinan tertinggi. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan (kepemimpinan) mereka kepada seorang wanita.”(Hadits Riwayat Al-Bukhari dari Hadits Abdur Rahman bin Abi Bakrah dari ayahnya).

4. Tidak Meminta Jabatan

Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah Radhiyallahu’anhu,
”Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kau meminta untuk menjadi pemimpin. Sesungguhnya jikalau kepemimpinan diberikan kepada kau alasannya permintaan, maka kau akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jikalau kepemimpinan itu diberikan kepada kau bukan alasannya permintaan, maka kau akan dibantu untuk menanggungnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim) 

5. Berpegang pada Hukum Allah

Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin.
Allah berfirman,
”Dan hendaklah kau memutuskan masalah diantara mereka berdasarkan apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kau mengikuti hawa nafsu mereka.” (al-Maaidah:49).

6. Memutuskan Perkara Dengan Adil

Rasulullah bersabda,
”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai masalah kecuali ia akan tiba dengannya pada hari simpulan zaman dengan kondisi terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan, atau akan dijerusmuskan oleh kezhalimannya.” (Riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir). 

7. Menasehati rakyat

Rasulullah bersabda,
”Tidaklah seorang pemimpin yang memegang urusan kaum Muslimin kemudian ia tidak bersungguh-sungguh dan tidak menasehati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan masuk nirwana bersama mereka (rakyatnya).”

8. Tidak Menerima Hadiah

Seorang rakyat yang memperlihatkan hadiah kepada seorang pemimpin niscaya mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil hati.Oleh alasannya itu, hendaklah seorang pemimpin menolak pinjaman hadiah dari rakyatnya. Rasulullah bersabda,
” Pemberian hadiah kepada pemimpin yakni pengkhianatan.” (Riwayat Thabrani). 

9. Tegas

ini merupakan perilaku seorang pemimpin yang selalu di idam-idamkan oleh rakyatnya. Tegas bukan berarti otoriter, tapi tegas maksudnya yakni yang benar katakan benar dan yang salah katakan salah serta melakukan aturan aturan yang sesuai dengan Allah, SWT dan rasulnya.

10. Lemah Lembut

Doa Rasullullah :
"Ya Allah, barangsiapa mengurus satu masalah umatku kemudian ia mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yang mengurus satu masalah umatku kemudian ia berlemah lembut kepada mereka, maka berlemah lembutlah kepadanya"
Selain poin- poin yang ada di atas seorang pemimpin sanggup dikatakan baik bila ia mempunyai STAF. STAF disini bukanlah staf dari pemimpin, melainkan sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tersebut. STAF yang dimaksud di sini yakni Sidiq(jujur), Tablig(menyampaikan), amanah(dapat dipercaya), fatonah(cerdas)
Sidiq itu berarti jujur.

Bila seorang pemimpin itu jujur maka tidak adalagi KPK alasannya tidak adalagi korupsi yang terjadi dan jujur itu membawa ketenangan, kitapun diperintahkan jujur walaupun itu menyakitkan.Tablig yakni menyampaikan, memberikan disini sanggup berupa isu juga yang lain. Selain memberikan seorang pemimpin juga dihentikan menutup diri ketika diharapkan rakyatnya alasannya Rasulullah bersabda,
”Tidaklah seorang pemimpin atau pemerintah yang menutup pintunya terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinan kecuali Allah akan menutup pintu-pintu langit terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinannya.” (Riwayat Imam Ahmad dan At-Tirmidzi).
Amanah berarti sanggup dipercaya. Rasulullah bersabda,
” Jika seorang pemimpin membuatkan keraguan dalam masyarakat, ia akan merusak mereka.” (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Al-hakim). 
Karena itu seorang pemimpin harus andal sehingga sanggup dipercaya.Fatonah ialah cerdas. Seorang pemimpin tidak hanya perlu jujur, sanggup dipercaya, dan sanggup memberikan tetapi juga cerdas. Karena jikalau seorang pemimpin tidak cerdas maka ia tidak sanggup menuntaskan persoalan rakyatnya dan ia tidak sanggup memajukan apa yang dipimpinnya.

Setelah kita mengetahui sebagian ciri-ciri pemimpin berdasarkan islam. Marilah kita menentukan dan menciptakan diri kita mendekati bahkan jikalau sanggup menjadi menyerupai ciri- ciri pemimpin diatas alasannya kita merupakan Mahasiswa dan sebagai penerus bangsa.

Baca: 10 Cara Tidur yang Baik Menurut Rasulullah SAW

Tag : Info
0 Komentar untuk "10 Kriteria Pemimpin Berdasarkan Pemikiran Islam"

Back To Top