10 Pemahaman Salah Pengemudi Di Indonesia


10 Pemahaman Salah Pengemudi di Indonesia - Tidak sedikit pemilik kendaraan beroda empat ketika berkendara kurang memahami fungsi dari fitur. Bisa dibilang suatu kesalahan, tapi alasannya yakni mengikuti kebiasaan lingkungan. Lebih parah lagi, kala berada di jalan, peraturan kemudian lintas tak diindahkan, sehingga membahayakan pihak lain. Dengan kata lain, ada kesalakaprahan dilakukan pengemudi, baik terhadap kendaraannya maupun dengan lingkungan sekitarnya. berikit ini kami menyebarkan 10 macam salah kaprah yang dilakukan pengemudi di Indonesia.

1. Hujan Deras = Lampu Hazard
Dalam kondisi hujan deras, jalanan – terutama di jalan tol – seketika akan berkembang menjadi pohon natal. Karena, sebagian besar kendaraan beroda empat menyalakan lampu hazard yang justru menyilaukan dan membahayakan kendaraan lain. Ketika pengemudi tuntut untuk lebih berkonsentrasi, malah diganggu oleh kedap-kedip lampu hazard yang semestinya dipakai dalam kondisi darurat. Semisal, sedang mengganti ban kempis di pundak jalan, atau kendaraan beroda empat mogok di pundak jalan, dsb.

Salah kaprah penggunaan lampu hazard bukan hanya ketika hujan deras saja, tapi juga kala konvoi atau sedang iring-iringan, masuk terowongan (seharusnya menyalakan lampu utama), dan ketika akan mengambil jalan lurus di perempatan/persimpangan jalan.

2. Penggunaan Wiper Belakangan
Saat ini, sebagian besar kendaraan beroda empat MPV dan SUV (ada hingga tipe termurah) sudah dilengkapi wiper di beling belakang. Rupanya, banyak pengemudi yang tidak memahami pemakaiannya. Ketika turun hujan, beberapa pengemudi segera mengoperasikannya sepanjang perjalanan. Padahal, fungsi wiper belakang dipakai ketika kendaraan beroda empat hendak mundur, sehingga pengemudi sanggup melihat kondisi di belakang dengan jelas.

Untuk kendaraan beroda empat Eropa dan sebagian Jepang di kelas menengah ke atas, wiper belakang akan menyala otomatis ketika tuas transmisi masuk ke gigi “R”. Ketika mengemudi, pandangan pengemudi semestinya lebih fokus ke arah depan, dan sesekali melihat beling spion ketika hendak mendahului.

3. Goncangkan Mobil Saat Isi Bensin
Pada mengisi BBM di SPBU, sering terlihat pengemudi kendaraan beroda empat mengoncang-goncangkan bodi. Anggapannya, dengan melaksanakan tindakan tersebut sanggup mengisikan BBM ke tangki dengan kapasitas lebih banyak/penuh. Yang kita tahu, BBM yakni cairan, dan sifat cairan yakni selalu mengisi dan mencari kawasan yang lebih rendah. Makara tidak perlu digundang-guncangkan biar lebih penuh.

4. Tambah Kecepatan Saat Lampu Kuning
Ketika lampu lalulintas menyala kuning, sebelum menjadi merah, banyak pengemudi kendaraan bermotor malah mempercepat laju kendaraannya. Padahal, lampu kuning tersebut sebagai peringatan biar pengemudi melambatkan kendaraan. Dengan mempercepat laju kendaraan, akan sangat membahayakan pengguna jalan lain. Ketika lampu kemudian lintas menyala merah, maka pengemudi dari arah kiri dan kanan mulai menjalankan kendaraannya. Bisa terjadi gesekan fatal. Jika tiba-tiba pengemudi rem mendadak, sanggup ditabrak oleh kendaraan dari belakang.

5. Mendahului Dari Bahu Jalan
Semua pengemudi niscaya tahu bahwa fungsi pundak jalan dipakai ketika kendaraan mogok, ganti ban, atau untuk kanal kendaraan beroda empat patroli jalan tol menunjukkan sumbangan dalam kondisi darurat. Padahal,pihak pengelola jalan tol sudah berkali-kali mengingatkan melalui spanduk dan papan elektronik. Bahkan salah satu klub otomotif telah mencanangkan gerakan “anti pundak jalan”, tetap saja pelanggaran sering terjadi. Malah kini salah kaprah itu bertambah, pundak jalan yakni lajur khusus pejabat.

6. Jalan Pelan Di sebelah Kanan
Jika melihat truk melintas di lajur kanan di sepanjang jalur pantura, itu sudah biasa. Ternyata, kebiasaan itu menular ke mobil-mobil langsung di jalan tol. Ketika penulis hendak mendahului dan memberi tanda dengan klakson atau lampu dim, kendaraan beroda empat tersebut malah menyalakan sign kanan. Jadi, kendaraan beroda empat yang lebih cepat disuruh mendahului dari kiri. Waduuuh..., padahal sudah dipasang banyak himbauan di jalan tol: “lajur kanan hanya untuk mendahului....”.

7. Menekan Pedal Gas Sebelum Mematikan Mesin
Banyak ditemui pengemudi menekan pedal gas kendaraan beroda empat dalam-dalam sebelum mematikan mesin (memutar kunci kontak ke “off”). Mereka beranggapan dengan demikian maka accu kendaraan beroda empat akan terisi, ruang pembakaran lebih bersih, sehingga kendaraan beroda empat akan lebih gampang di-start.

Padahal, dengan menekan pedal gas, maka pompa materi bakar dan pelumas akan menghisap BBm dan oli. Jika kemudian tiba-tiba mesin dimatikan, maka sisa BBM yang tidak terbakar akan menumpuk di saluran pembakaran. Justru lebih baik mesin dibiarkan idle sekitar 10 menit sebelum dimatikan, sehingga kondisi ruang pembakaran dan pendinginan mesin lebih optimal.

8. Tidak Menyalakan Lampu Sign Saat Mendahului
Banyak pengemudi tidak menyalakan sign ketika berpindah jalur atau memotong jalur untuk mendahului kendaraan lain. Mereka beranggapan bahwa jikalau menyalakan lampu sign, justru tidak akan diberi kesempatan oleh kendaraan di belakangnya. Fenomena ini memang aneh, justru yang memberitahu dan meminta ijin untuk memotong jalur dengan menyalakan lampu sign kok malah sering tidak dikasih jalan...

9. Lampu Sign Hanya Untuk Belok Kanan
Masih soal lampu sign, pengemudi di Indonesia populer hemat menggunakannya. Lampu sign (atau lampu belok) hanya dipakai / dinyalakan ketika kendaraan hendak belok kanan saja. Itupun dengan syarat, benar-benar belok dengan sudut minimal 90 derajat. Jika belok kanan hanya serong sedikit (seperti abjad “Y”), tidak perlu lampu sign dinyalakan.

Sehingga sangat jamak ditemukan, kendaraan beroda empat keluar atau masuk di pintu tol tidak perlu lampu sign. Keluar atau masuk ke rest area, tidak perlu nyalakan sign. Belok kiri di perempatan, tidak perlu lampu sign. Mobil mundur hendak masuk area parkir, tidak perlu sign dst, dst.

10. Jalanan = Tempat Sampah
Pengemudi kita menganggap jalan raya yakni kawasan sampah. Mulai dari supir kendaraan umum, hingga pengemudi kendaraan beroda empat glamor sering membuang sampah sembarangan. Yang paling sering yakni bubuk serta puntung rokok yang masih menyala dibuang sembarangan. Juga tissu, kulit buah, botol minuman berenergi, dsb. Sampah terbesar yang pernah saya lihat

dibuang sembarangan di jalan tol yakni popok bayi (pampers). Bukan sembarang popok, alasannya yakni dibuang lengkap dengan isinya... Bisa dibayangkan betapa kagetnya kendaraan di belakangnya dan indahnya pemandangan setelahnya.(Kompas)

arhamvhy
Tag : Info
0 Komentar untuk "10 Pemahaman Salah Pengemudi Di Indonesia"

Back To Top